Home > Uncategorized > Rejeki & Harta

Rejeki & Harta

Diriwayatkan seseorang menghadap Imam Ja’far as-Sadiq as dan berkata kepada beliau, “Ayah dan ibuku berkorban untukmu wahai putra Rasulullah, ajari aku nasehat. Maka Imam berkata, jika Allah Swt telah menanggung (mengurusi) rejekimu lalu untuk apa kau bingung? Jika rejeki itu telah dibagi lalu untuk apa kau tamak? Jika benar ada hisab harta di hari kiamat kelak, lalu untuk apa kau mengumpulkan banyak-banyak? Dan jika pahala dari Allah Swt itu benar, maka untuk apa kau malas?”

Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan, “Apakah seorang anak, yang semua urusannya ditanggung oleh ayahnya, akan bingung dengan urusan rejekinya? Dia akan mengatakan: ayahku yang akan menutupi kebutuhanku, jadi bingung tidak ada artinya. Jika anak itu bingung maka dia gila. Tidak ada basa-basi di sini. Lain pembahasannya jika ayahnya tidak punya, akan tetapi sang ayah mampu.”

“Kedua, ketika semua rejeki telah dibagi atau ditentukan, lalu untuk apa kalian tamak, sementara kalian tidak dapat berbuat apa-apa untuk menambah dan menguranginya.”

“Ketiga, jika memang benar ada hisab (penghitungan) di hari kiamat nanti, lalu untuk apa kalian menimbun banyak harta? Imam dalam riwayat ini hanya mengutarakan masalah harta yang halal. Disebutkan bahwa;

«في حلالها حساب»

Beliau tidak menyinggung adanya siksa untuk harta yang haram. Allah Swt telah memberikan rejeki kepada kalian dan juga menunjukkan jalan untuk mengeluarkannya, akan tetapi kalian hanya menimbunnya. Ini sama halnya dengan ketika Allah berfirman, “Apa yang telah kau lakukan dengan limpahan nikmat-Ku kepadamu? Keluarkanlah di jalan-Ku. Mengapa kau menimbunnya, lalu kau akan dihisab di hari kiamat kelak. Paling tidak kurangi ketertangguhanmu di tahap hisab di hari kiamat kelak!”

“Keempat, jika kalian meyakini bahwa Allah telah menjanjikan pahala untuk ketaatan kalian kepada-Nya, dan pahala itu akan diberikan di hari kiamat, lalu untuk apa kalian bermalas-malasan untuk melaksanakan ketaatan tersebut. Padahal seharusnya kalian bergegas dan meninggalkan kemalasan.”

بحارالانوار ج78 ص90 –امالي شيخ صدوق ص7

(Irib)

Categories: Uncategorized
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment