Home > Uncategorized > Kisah Natal dalam Al-Quran

Kisah Natal dalam Al-Quran

Sakit perut menjelang persalinan, memaksa Maryam bersandar ke pohon kurma. Ingin rasanya beliau mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali.
Tetapi Malaikat Jibril datang menghibur: “Ada anak sungai di bawahmu, goyangkan pangkal pohon kurma ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang datang katakanlah: ‘Aku bernazar tidak bicara.'” “Hai Maryam, engkau melakukan yang amat buruk. Ayahmu bukan penjahat, ibumu pun bukan penzina,” demikian kecaman kaumnya, ketika melihat bayi di gendongannya.

Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya menunjuk bayinya. Dan ketika itu bercakaplah sang bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah yang diberi Al-Kitab, shalat, berzakat serta mengabdi kepada ibunya.

Kemudian sang bayi berdoa: “Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali.”

Itu cuplikan kisah Natal dari Al-Quran Surah Maryam ayat 34. Dengan demikian, Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat Natal pertama dari dan untuk Nabi mulia itu, Isa a.s.

SELAMAT NATAL… MERRY CHRISTMAS..!

Ama 25 Des 2011 @Bandoeng_Oetara

Categories: Uncategorized
  1. iqbal
    26 December 2011 at 5:31 pm

    sebaiknya jika kita mau merayakan natal atau kelahiran Isa Allmasih sesuai dgn bulan kelahiran sebenarnya (silahkan cari berdasarkan berbagai sumber sahih) utk tgl 25 ini silahkan baca asal usul nya di http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/25/17164/kuis-natal-berhadiah-mobil-bmw-mustahil-kristen-bisa-menjawab/ kasihan jika kiota merayakan dimana gereja pun tdk mengakuinya

    • kampoengsufi
      27 December 2011 at 4:48 am

      Bagi kita ucapan selamat natal dan penghargaan kepada kaum Kristiani BUKAN BERARTI berbagi ‘kebenaran’ terhadap mereka….
      Thanks & Salam Bahagia…

  2. 27 December 2011 at 8:31 am

    Kisah yang janggal serta tidak manusiawi, seperti diatas sepertinya sulit untuk dipercayai. Bagusan baca yang dikisahkan dalam injil, lebih masuk akal dan manusiawi. Terlebih lagi kisah di injil sudah ada ratusan tahun beredar sebelum muncul di Quran. Bila melihat kedua kisah yang jauh berbeda itu (baca injil), logikanya kita mesti berpegang pada penutur/sumber aslinya (selain juga masuk akal dan manusiawi). Sejauh ini banyak kisah dari injil diangkat kembali pada Quran, sayangnya karena mendengar dari sumber yang salah (mulut ke mulut) maka kisah itu pun menjadi menyimpang dan lebih banyak salahnya. Kasus-kasus semacam ini bisa kita bilang cenderung mengarah ke pemfitnahan, tul nggak?
    Umumnya orang bila berbicara soal agama adalah cederung pada sikap egois, mabuk dan tidak logis. Tak heran, sekalipun pada agamanya salah pun dibenarkan. Apaka Tuhan berwatak seperti itu? Kalo seperti itu, mendingan rame-sama angkat saya jadi Tuhan saja. Pasalnya saya masih manusiawi, adil, mau memikirkan orang lain serta tidak mabuk atau pemadat (pemadat agama).

  3. wulan.choclat
    2 December 2012 at 8:58 pm

    msa ce. . .tw drmn crita itu

  4. 28 December 2012 at 10:18 pm

    atas Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, al-Qur’an diterima oleh orang beriman sama persis diterimanya injil oleh orang beriman setelah Taurat dan Zabur … yg mengimani Taurat dan Zabur akan berkata bahwa injil tidak masuk akal dan tidak manusiawi ketika membaca kisah2 apapunyg ada di injil … Aku berlindung dari godaan setan yang terkutuk …. “Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali.”

  5. 20 December 2013 at 10:49 pm

    hebat

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to Jelostine Aba Cancel reply